Timbulnya keinginan untuk memperkenalkan budaya dan wastra Batak Toba kepada masyarakat luas, Tobatenun hadir menyapa publik pada pameran Adiwastra Nusantara 2022 di Jakarta Convention Center Hall A. Mengingat akan kaya dan beragamnya budaya Batak mendorong Tobatenun membuka ekshibisi untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat luas terkait budaya, khususnya tenun Batak Toba.
Ekshibisi dengan tema “Ekosistem Budaya dan Masyarakat – Tenun Batak” membawa para pengunjung ekshibisi mengenal lebih dekat akan kisah, nilai dan makna filosofi di balik tenun Batak. Melalui ekshibisi ini kami ingin mengingatkan kembali bahwa kain tenun merupakan aset dan warisan budaya tak benda yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal, filosofi kehidupan dan menjadi sejarah dalam perjalanan kehidupan masyarakat, seperti yang terkandung dalam kain tenun Batak. Tenun Batak atau kain ulos menggambarkan lingkaran kehidupan masyarakat Batak; mulai dari kelahiran, pernikahan, hingga kematian.
Di dalam ekshibisi ini, para pengunjung dibawa melintasi 3 area yaitu area Legacy, area Innovation dan area Community. Di area legacy pengunjung diberi edukasi terkait tenun Batak, filosofinya dan pergerakan budaya dan penggunaan tenun Batak dalam kehidupan masyarakat Batak. Di area ini para pengunjung juga dapat melihat langsung tenun Batak lawas ‘Pinunsaan’ yang berumur lebih dari 50 tahun.
Menuju area Innovation, pengunjung akan diajak untuk menambah wawasan tentang proses bertenun, motif Ulos dan revitalisasi tenun yang kami lakukan sebagai usaha memberdayakan tenun tradisional Batak secara berkelanjutan. Selain itu, para pengunjung dapat melihat kreativitas pekerja seni Tobatenun dan mitra Tobatenun melalui tenun Batak kontemporer dan karya seni kanvas menggunakan kain perca.
Perjalanan ekshibisi berakhir di area Community. Area ini menampilkan kekuatan ekosistem tenun berbasis komunitas dan kelompok kerja. Pengunjung yang hadir dapat melihat dan mengenal lebih dalam sosok dibalik tenun Batak dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Jabu Bonang untuk pengembangan secara holistik.
Melalui ekshibisi ini, Tobatenun ingin menyoroti keunggulan nilai-nilai kearifan lokal serta kekuatan komunitas mampu menjadi model pembangunan yang berlandaskan kebudayaan. Tobatenun percaya bahwa ekosistem masyarakat lokal dapat menjadi penguatan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan ekologis.