Di awal perjalanannya, Tobatenun telah melakukan riset di Sumatera Utara dan menemukan bahwa banyak ekosistem tenun yang hampir dan bahkan sudah hilang. Perajin pembuat motif ulos (panggatip) sudah jarang ditemukan, para penenun yang sudah meninggalkan alat tenun tradisional yaitu gedogan, dan juga minimnya penggunaan pewarnaan alam untuk material tenun. Keahlian bertenun masyarakat sekitar juga terancam punah karena tergantikan oleh alat mesin pembuat tenun. Berangkat dari hal ini, Tobatenun melalui rumah komunitas Jabu Bonang berfokus pada pelatihan dan pendampingan bagi para mitra penenun di Sumatera Utara. Salah satu kegiatan pendampingan yang patut disorot adalah Lomba Tenun, yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Hari Ibu 2021.
Lomba tenun ini ditujukan untuk mitra Tobatenun yang berlokasi di 5 daerah, yaitu Sigumpar, Meat, Tarutung, Silalahi dan Samosir yang tiap daerahnya diwakili oleh 2-3 orang peserta. Dari hasil lomba ini didapatkan 3 pemenang yaitu Inang Dormauli, Inang Anna Dahlia, dan Inang Denita. Tujuan dari lomba tenun ini adalah untuk memaknai Hari Ibu di tengah kehidupan penenun serta membangun kreatifitas para penenun dan kerjasama yang baik dengan Tobatenun.
Lomba tenun ini merupakan awal dari terbentuknya koleksi Pancarona yang terdiri dari hasil karya tenun kreasi kolaborasi antara Tobatenun dengan para mitra partonun, dimana dalam proses produksi didampingi oleh rumah komunitas Jabu Bonang dalam perpaduan warna yang digunakan pada tenun kreasi. Tenun kreasi penenun ini akhirnya menjadi salah satu tenun yang banyak diminati dan masih diproduksi secara berkelanjutan oleh para penenun dengan kombinasi berbagai macam warna lain.
Kehadiran koleksi Pancarona merupakan salah satu inovasi Tobatenun yang sejalan dengan visi untuk terus mengembangkan budaya batak agar tetap lestari, karena budaya adalah sesuatu yang dinamis dan untuk melestarikannya harus tetap adaptif dengan perkembangan zaman. Begitu pun dengan para penenun yang berperan sebagai artisan, diberikan ruang untuk menuangkan kreatifitasnya ke dalam koleksi ini. Melalui upaya ini, Tobatenun berharap bahwa Tenun Batak dapat semakin bersaing dengan lebih baik di pasar nasional, memperoleh apresiasi yang lebih luas, dan berkembang secara berkelanjutan.