Suku Pakpak merupakan salah satu suku yang tersebar di beberapa wilayah Sumatera Utara seperti di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Puak Pakpak memiliki warisan budaya baik dalam bidang kesenian maupun kerajinan tradisional. Pakaian adat tradisional merupakan bagian dari kerajinan tradisional yang juga diupayakan pelestariannya. Dalam kesempatan spesial yaitu peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke – 78 di Istana Negara, Menko Marvest, Bapak Luhut Pandjaitan beserta Ibu Devi Pandjaitan mengenakan pakaian adat suku Pakpak Kabupaten Dairi.
Motif yang terajut pada kain tenun yang dikenakan oleh Bapak Luhut Pandjaitan merupakan motif Bintang Maratur Silalahi. Sedangkan tenun yang dipakai oleh Ibu Devi Pandjaitan merupakan kain Oles Sidosdos atau Sidokdos. Kain ini hanya memiliki hiasan motif pada bagian ujung kain, dengan keseluruhan kain bewarna biru tua dan bagian sisi bewarna hitam. Dahulu kain ini biasa dikenakan oleh laki-laki yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi. Namun, kini kain dosdos dapat dipakai sebagai sarung oleh perempuan dan laki-laki.
Kain tenun Sidosdos dan Bintang Maratur Silalahi adalah motif yang sudah jarang ditemui. Kedua tenun yang dikenakan pada upacara pengibaran bendera ini merupakan koleksi tenun revitalisasi Tobatenun yang dikerjakan oleh mitra penenun asal Silalahi. Koleksi tenun revitalisasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan Tobatenun dalam menghidupkan kembali dan melestarikan motif lawas tenun Sumatera Utara. Dalam pengerjaannya, masing-masing tenun membutuhkan waktu dua minggu untuk menghasilkan selembar kain.
Selain itu, busana budaya Pakpak yang dipakai Bapak Luhut Pandjaitan dan Ibu Devi Pandjaitan terlihat lengkap dengan aksesoris yang dikenakan. Pada penutup kepala dihiasi dengan bulang-bulang sebagai lambang kehormatan dan kewibawaan. Sementara itu, kalung Borgot dengan mata kalung bergambar kepala kerbau yang memiliki rangkaian kalung 32 keping emas dikhususkan untuk laki-laki serta kalung Leppa-leppa yang cenderung lebih pendek dan tanpa mata kalung dikhususkan untuk Perempuan.
Menyadari akan kaya dan beragamnya budaya dan kerajinan seni suku Pakpak, Tobatenun tidak hanya melakukan revitalisasi motif lawas tetapi juga menginisiasikan tenun kreasi agar para mitra penenun dapat berkreasi dengan inspirasi dari motif tradisional daerah Silalahi sehingga budaya dan seni tradisional dapat lestari. Hasil karya dari upaya yang dilakukan Tobatenun bersama mitra penenun daerah Silalahi dalam melestarikan budaya dapat Anda temukan melalui www.tobatenun.com.